Selasa, 29 Mei 2012

Sejarah Indonesia

Perancang Lambang Garuda Pancasila yang Terlupakan



Siapa tak kenal burung Garuda berkalung perisai yang merangkum lima sila (Pancasila). Tapi orang Indonesia mana sajakah yang tahu, siapa pembuat lambang negara itu dulu? Dia adalah Sultan Hamid II, yang terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan Pontianak; Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Lahir di Pontianak tanggal 12 Juli 1913.
Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab –walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak –keduanya sekarang di Negeri Belanda.

Syarif Abdul Hamid Alkadrie menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Negeri Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda.
Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10 Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi kolonel. Ketika ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 dia diangkat menjadi Sultan Pontianak menggantikan ayahnya dengan gelar Sultan Hamid II. Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai wakil Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) berdasarkan konstitusi RIS 1949 dan selalu turut dalam perundingan-perundingan Malino, Denpasar, BFO, BFC, IJC dan KMB di Indonesia dan Belanda.

Sultan Hamid II kemudian memperoleh jabatan Ajudant in Buitenfgewone Dienst bij HN Koningin der Nederlanden, yakni sebuah pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan orang Indonesia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam kemiliteran. Pada 21-22 Desember 1949, beberapa hari setelah diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio, Westerling yang telah melakukan makar di Tanah Air menawarkan “over commando” kepadanya, namun dia menolak tegas. Karena tahu Westerling adalah gembong APRA. Selanjutnya dia berangkat ke Negeri Belanda, dan pada 2 Januari 1950, sepulangnya dari Negeri Kincir itu dia merasa kecewa atas pengiriman pasukan TNI ke Kalbar – karena tidak mengikutsertakan anak buahnya dari KNIL.

Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi peristiwa yang menggegerkan; Westerling menyerbu Bandung pada 23 Januari 1950. Sultan Hamid II tidak setuju dengan tindakan anak buahnya itu, Westerling sempat di marah. Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara. Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) sewaktu penyerahan file dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan “ide perisai Pancasila” muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara.

Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara. Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah. Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku “Bung Hatta Menjawab” untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR RIS adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang. Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.

Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “tidak berjambul” seperti bentuk sekarang ini. Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS.

Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950. Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang “gundul” menjadi “berjambul” dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno. Tanggal 20 Maret 1950, bentuk final gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk final rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini.
Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974 Rancangan terakhir inilah yang menjadi lampiran resmi PP No 66 Tahun 1951 berdasarkan pasal 2 Jo Pasal 6 PP No 66 Tahun 1951. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah Pontianak. Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang.

Turiman SH M.Hum, Dosen Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak yang mengangkat sejarah hukum lambang negara RI sebagai tesis demi meraih gelar Magister Hukum di Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa hasil penelitiannya tersebut bisa membuktikan bahwa Sultan Hamid II adalah perancang lambang negara. “Satu tahun yang melelahkan untuk mengumpulkan semua data. Dari tahun 1998-1999,” akunya. Yayasan Idayu Jakarta, Yayasan Masagung Jakarta, Badan Arsip Nasional, Pusat Sejarah ABRI dan tidak ketinggalan Keluarga Istana Kadariah Pontianak, merupakan tempat-tempat yang paling sering disinggahinya untuk mengumpulkan bahan penulisan tesis yang diberi judul Sejarah Hukum Lambang Negara RI (Suatu Analisis Yuridis Normatif Tentang Pengaturan Lambang Negara dalam Peraturan Perundang-undangan). Di hadapan dewan penguji, Prof Dr M Dimyati Hartono SH dan Prof Dr H Azhary SH dia berhasil mempertahankan tesisnya itu pada hari Rabu 11 Agustus 1999. “Secara hukum, saya bisa membuktikan. Mulai dari sketsa awal hingga sketsa akhir. Garuda Pancasila adalah rancangan Sultan Hamid II,” katanya pasti. Besar harapan masyarakat Kal-Bar dan bangsa Indonesia kepada Presiden RI SBY untuk memperjuangkan karya anak bangsa tersebut, demi pengakuan sejarah, sebagaimana janji beliau ketika berkunjung ke Kal-Bar dihadapan tokoh masyarakat, pemerintah daerah dan anggota DPRD Provinsi Kal-Bar.

Pengertian dan Manfaat Sistem Informasi Manajemen

Definisi SIM, Sistem Informasi Manajemen – Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik.

Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.

Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu prosedur standar tertentu.

Komputer bermanfaat utnuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem informasi menajemen melkasanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari sekedar sistem pengolahan data. Adalah sistem pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen dan bagi pengambilan keputusan.

Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dair sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.

Definisi  sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.

Konsep Dasar Informasi
Terdapat beberapa definisi, antara lain :
1. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
2. Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian. Sebagai contoh, informasi yang menyatakan bahwa nilai rupiah akan naik, akan mengurangi ketidakpastian mengenai jadi tidaknya sebuah investasi akan dilakukan.
3. Data organized to help choose some current or future action or nonaction to fullfill company goals (the choice is called business decision making)

Fungsi / Manfaat Sistem Informasi Manajemen
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.
Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.

Beberapa manfaat atau fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
9. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.

Cara Ampuh Menghilangkan Jerawat

Cara Ampuh Menghilangkan Jerawat. Perlu diketahui bahwa jerawat ialah suatu kondisi dimana lubang pori-pori kulit mengalami penyumbatan yang berakibat pada timbulnya peradangan. Peradangan ini biasanya menyebabkan munculnya kantung nanah pada bagian kulit terutama wajah. Penyebab jerawat umumnya adalah perubahan hormonal yang merangsang produksi kelenjar minyak berlebih di kulit, sel kulit mati, bakteri, kosmetik, dan efek obat-obatan. Biasanya jerawat banyak timbul pada usia remaja, namun tidak tertutup kemungkinan juga menyerang orang dewasa.

Cara Ampuh Menghilangkan Jerawat. Penyakit yang satu ini kerap membuat penderitanya tidak pecaya diri, karena bagian wajah ternoda oleh benjolan kecil berwarna merah dan kuning. Rasa tidak percaya diri tersebut tidak jarang mengakibatkan si penderita tidak sabaran untuk menghilangkan jerawat di wajahnya melalui jalan pintas, yakni memecahnya dengan kuku tangan. Padahal hal tersebut dapat mengakibatkan bekas jerawat berwarna hitam yang sudah untuk dihilangkan.


cara ampuh mengobati jerawat

Untuk menghindari atau mengobati kulit wajah penuh jerawat, perlu Cara Ampuh Menghilangkan Jerawat agar tidak merebak ke bagian wajah lainnya. Mula-mula anda harus mengetahui larangan-larangan yang harus dihindari penderita jerawat, karena menangani jerawat tidak boleh asal-asalan.

Cara Merawat Wajah Berjerawat

Untuk menghindari agar jerawat tidak bertambah banyak, penderita jerawat harus benar-benar komitmen melaksanakan tips merawat wajah berjerawat berikut ini:
  • Jangan terlalu sering menyentuh atau memegang bagian jerawat karena tangan adalah bagian tubuh yang penuh dengan bakteri. Sering menyentuh jerawat dapat mengakibatkan jerawat tumbuh subur. Walau berat, cobalah menghindari hasrat untuk menyentuh wajah.
  • Jangan memecah jerawat, apalagi keadaan jerawat masih baru tumbuh, karena hal ini dapat menyebabkan peradangan kulit dan menyebabkan noda hitam bekas jerawat.
  • Usahakan untuk selalau menjaga agar kulit wajah selalu bersih dari kotoran, baik pagi, sore, dan malam hari yang cocok dengan kondisi kulit.
  • Hindari pemakaian bahan perias wajah atau kosmetik sebelum tidur.

Cara Menghilangkan Jerawat dengan Obat Alami

Banyak tips cara mengatasi jerawat, salah satunya dengan menggunakan obat alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Berikutv cara ampuh menhilangkan jerawat
  • Siapkan 2 atau 3 lembar daun pepaya yang sudah tua
  • Jemur daun pepaya hingga kering.
  • Campurlah daun pepaya tersebut dengan air secukupnya, lalu dilumatkan dan diperas untuk diambil sarinya.
  • Oleskan sari daun pepaya tersebut pada jerawat.

Cara Ampuh Mengobati Jerawat dengan Obat-obatan Anti Jerawat

Cara kedua ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis sendiri. Dahulu penulis termasuk orang jerawatan, namun jerawat tersebut berangsur-angsur hilang sampai pada akhirnya hilang sama sekali dari kulit wajah sampai sekarang setelah menggunakan cara berikut:
  • Usahakan kulit tetap bersih dengan menggunakan pembersih wajah dari ekstrak buah mentimun
  • Hindari larangan-larangan yang tertera pada tips diatas
  • Gunakan obat jerawat La Tulipe Acne Series pada malam hari sebelum tidur.
  • Lakukan secara rutin dan tetap menjaga kulit wajah dari larangan-larangan diatas sampai jerawat benar benar hilang.
Cara kedua ini memang menyebutkan obat jerawat la Tulipe Acne Series, namun tidak sedikitpun ada unsur promosi produk obat jerawat. Tips ini memang diambil karena benar bahwa cara ini benar-benar manjur. Semoga saja obat jerawat ampuh yang disebut tadi masih terjual sampai detik ini dan cocok dengan kulit wajah anda.

strategi social marketing

Social Marketing
©PPF 2006 12
STRATEGI SOCIAL MARKETING
Ketika berbicara strategi social marketing atau pemasaran sosial, pertanyaan
pertama yang muncul adalah wujud rancangan strategi. Selanjutnya yang menjadi hal
penting adalah cara menyusun strategi dan cara menerapkannya. Lalu dari mana
organisasi nirlaba harus memulai? Apakah dengan mengadopsi begitu saja strategi
pemasaran bisnis dalam “menjual” gagasan?
Strategi pemasaran bisnis = pemasaran sosial?
Berdasarkan definisi dari para ahli, social marketing pada dasarnya
merupakan aplikasi strategi pemasaran komersil untuk “menjual” gagasan dalam
rangka mengubah sebuah masyarakat, terutama dalam manajemen yang mencakup
analisa, perencanaan, implementasi dan pengawasan.
Lalu bagaimana organisasi nirlaba perlu memahami dan merancang strategi
social marketing berdasarkan pemahaman ini? Selain penerapan 9 elemen marketing
yang telah dikenal (segmentasi pasar, target, positioning, diferensiasi, marketing mix,
selling, brand, service dan process), pada dasarnya marketing menurut Hermawan
Kertajaya adalah sesuatu yang sederhana. Ia mengumpamakannya sebagai seni
“menjual” diri (selling self) atau organisasi. Apabila seseorang atau organisasi
mempraktikkan prinsip-prinsip: promosi tanpa memaksa, memahami dan menerapkan
positioning secara tepat, memahami branding dan diferensiasi berarti lembaga atau
seseorang perusahaan telah menjalankan marketing dengan benar.
Apa saja landasan pemasaran secara umum yang dapat diterapkan pada
pemasaran sosial? Hermawan mengistilahkan dasar-dasar marketing sebagai “3i
Marketing Triangle”, yaitu positioning (cara sasaran/publik yang hendak diubah
perilakunya mendefinisikan perusahaan/organisasi dengan kompetitor), differentiation
(perbedaan ) dan brand (keunikan, ketajaman, dan fokus sebuah produk
dibandingkan dengan produk lainnya, bisa berupa logo dan bentuk unik).
Social Marketing
©PPF 2006 13
Hermawan telah menjelaskan pada bab “Mengapa Social Marketing?” bahwa
penerapan social marketing merupakan salah satu bagian dari sebuah framework
yang disebut “doing great by doing good” (Phiip Kotler & Nancy Lee, “Corporate
Social”). 6 pilihan untuk berbuat baik tersebut adalah cause promotions, cause related
marketing, social marketing, corporate philantropy, community volunteering.
Yang dimaksud dengan cause promotions adalah upaya menyediakan dana
dalam bentuk kontribusi atau sumber lainnya untuk meningkatkan kesadaran atau
kepedulian terhadap masalah sosial. Pilihan lainnya adalah cause related marketing,
yaitu komitmen untuk menyumbangkan atau mendonasi sejumlah uang dari
penjualan produk. Yang ketiga adalah social marketing, yang merupakan upaya untuk
mendukung implementasi dan/atau mengubah perilaku masyarakat. Yang berikutnya,
filantropi perusahaan, sebagai contoh membuat kontribusi langsung dalam
menyumbangkan sejumlah dana untuk kemanusiaan. Yang kelima, community
volunteering, yaitu upaya perusahaan dalam mendukung kegiatan karyawan dalam
kegiatan sukarela.
Poin yang paling akhir yang paling sulit dilaksanakan oleh dunia bisnis adalah
socially responsibility bussiness practices. Sebagaimana yang dilakukan oleh Anita
Roddick dengan “The Body Shop”. Ia yang melakukan hal ini dengan membeli produk
langsung dari komunitas atau suku asli yang membudidayakan tanaman di
daerahnya, seperti Brazilian Nut. Hal lain yang juga dilakukan perusahaan kosmetik
dan perawatan kesehatan ini adalah membuat semua produknya melalui proses yang
ramah lingkungan.
Uraian Hermawan ini menjelaskan betapa dunia bisnis masa kini dan yang
akan datang tidak lagi berseberangan dengan organisasi nirlaba. Selain karena
Social Marketing
©PPF 2006 14
adanya pergeseran nilai, dunia bisnis memandang penting mengedepankan nilai-nilai
sosial (social values) dan adanya peluang bagi organisasi nirlaba hidup
berdampingan secara sinergis , misalnya melalui program CSR (corporate social
responsibility korporasi. Hal lain adalah pentingnya organisasi nirlaba mengadopsi
profesionalisme korporasi dalam bekerja dan memberikan servis, berkaitan dengan
kaidah pemasaran umum berupa 9 elemen pemasaran.
Berdasarkan pengalamannya, Hermawan berpendapat, pemasaran di masa
kini menjadi lebih berhasil apabila memperbanyak strategi marketing horisontal (dari
individu ke individu). Misalnya, dengan membuat situs web. Cara-cara vertikal seperti
menggunakan metode komunikasi satu arah kini kurang efektif. Hal serupa menurut,
Hermawan berlaku untuk social marketing.
Marketing seharusnya tidak dipandang hanya sebagai sebuah alat atau
seolah anggota tubuh. Pandanglah marketing sebagai sebuah keseluruhan (the
whole), sesuatu yang menyeluruh. Menurut Hermawan, di masa kini visi, misi dan
nilai-nilai organisasi tidak hanya melibatkan intelektualitas (mind) dan hati (heart),
melainkan juga ruh (spirit). Penjabaran dapat dilihat pada bagan “3² Values-Based
Matrix”. Intinya, pandanglah marketing sebagai the whole (menyeluruh dan utuh) dan
bukan sekadar alat atau diandaikan anggota tubuh. Kuasai filosofi branding dan unsur
segitiga pemasaran lainnya!
Penerapan teknik pemasaran dalam melaksanakan program-program
organisasi nirlaba membutuhkan strategi. Tentu saja strategi yang digunakan sedikit
berbeda dibandingkan dengan memasarkan produk barang. Menurut Linda D.
Social Marketing
©PPF 2006 15
Ibrahim perbedaan yang prinsip terletak pada tambahan “2 P” pada marketing mix
bisnis yang hanya terdiri dari “4 P”. Yaitu, partnership (kemitraan) dan policy
(kebijakan).
Apa artinya? Praktik pemasaran sosial tak ada artinya apabila kemitraan tidak
dijadikan tujuan organisasi. Menurut Andreason, penekanannya adalah pada
masyarakat luas, langsung mempengaruhi perilaku dan kebutuhan atau kepentingan
target sasaran sebagai dasar pertimbangan. Demikian pula, social marketing tak ada
artinya apabila tidak diikuti atau dilanjutkan dengan upaya mendorong tersusunnya
sebuah kebijakan.
Salah satu contoh pembentukan sistem kebijakan adalah adanya
tax reduction (pemotongan pajak) bagi lembaga atau korproasi yang menyumbang.
Pajak yang jumlahnya reduksi ini bisa menjadi bagian dari advokasi organisasi nirlaba
sehingga pada akhirnya organisasi tidak tergantung semata-mata kepada donor.
Meminjam “mata” sosiologi
Dalam bidang sosiologi, pemasaran sosial dipandang tak jauh berbeda
dibandingkan dengan bidang pemasaran, yang merupakan akar asal-usul pemasaran
sosial. Namun, “memasarkan” gagasan tentu lebih kompleks dibandingkan dengan
memasarkan produk. Sebab dibutuhkan pemahaman saat menerapkan langkahlangkah
atau strategi social marketing, terutama dengan melakukan riset sosial dan
kajian. Diharapkan hasilnya akan menjadi lebih terkoordinasi dan terintegrasi saat
melangkah lebih jauh, yaitu dalam upaya menyusun kebijakan sosial.
Hal lain yang membedakan pemasaran bisnis dengan pemasaran sosial
menurut Linda D. Ibrahim, selain tambahan 2 P pada marketing mix (kemitraan dan
kebijakan) adalah penerapan ketrampilan sosial. Ini adalah alat yang memudahkan
proses social marketing (lihat boks), terutama dalammempertajam, menggali dan
menganalisa secar komprehensif, isu-isu sosial dalam masyarakat. Dinamika dan
perubahan sosial akan mudah dipahami dengan mengkaji konektor-konektor
(penghubung) sosial tersebut.
Konektor-konektor sosial adalah semua bentuk organisasi sosial yang
membantu masyarakat membentuk aksi dan interaksi, yang meliputi hubungan sosial,
kelompok sosial, jejaring sosial, dan organisasi organisasi. Dengan mengkaji secara
komprehensif situasi, dan isu sosial maka organisasi dapat memperoleh peta sosial
lengkap dalam konteks dinamika sosial masyarakat di sebuah tempat tertentu. Jadi,
organisasi nirlaba dapat sekaligus dapat mengetahui cara melakukan tindakan sosial
dalam rangka menerapkan strategi social marketing.
Social Marketing
©PPF 2006 16
Pandangan yang kurang lebih sama disampaikan oleh Prof. Dr. Emil Salim.
Menurutnya, langkah awal “menjual” gagasan adalah dengan mengaitkan nilai inti
organisasi dengan perubahan perilaku masyarakat yang hendak dicapai. Langkah
berikutnya melakukan analisa situasi (urut-urutan lihat boks berikut)
Komunikasi Publik dan Social Marketing
Komunikasi publik dan pemasaran sosial dapat bertemu pada dua hal. Yaitu,
“public communication of public interest” dan “involving public” (“Public
Communication Campaigns”, Ronald E. Rice & Charles K. Atkin, Sage, 2000). Jadi,
keduanya merupakan upaya komunikasi publik untuk menyuarakan kebutuhan
masyarakat dan sifatnya melibatkan masyarakat. Keduanya tak terpisahkan dan
saling mempengaruhi.
Mengapa upaya menyampaikan gagasan untuk mengubah perilaku
masyarakat kerapkali kurang berhasil? Atau, bahkan gagal? Salah satu penyebab,
adalah gagalnya organisasi dalam melakukan komunikasi publik. Atau, bisa jadi
gagasan organisasi tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat.
Menurut pakar komunikasi, Effendi Ghazali, masalah komunikasi publik dan
pemasaran sosial di Indonesia pada umumnya disebabkan karena: 1.) Publik kurang
dianggap penting di Indonesia, dan akhirnya komunikasi publik kurang berkembang.
Proses Social Marketing
1. Terapkan SWOT (Strenght Weakness Opportunity Threat)
pada analisa kondisi awal
2. Pilih kelompok sasaran yang perilakunya hendak diubah
3. Tetapkan perubahan perilaku yang diinginkan
4. Identifikasi manfaat atau hambatan dalam mengubah
perilaku
5. Terapkan strategi social marketing yang beranekaragam
untuk mengelakkan hambatan dan mengejar manfaat
6. Perubahan perilaku memakan waktu sehingga strategi social
marketing harus diusahakan secara gigih dalam waktu lama
dengan indikator prestasi yang terukur
Social Marketing
©PPF 2006 17
Publik selama ini lebih diwakili oleh sekelompok orang dalam aksi demo, misalnya. 2.)
Media massa sedang ada di masa transisi dari sistem otoriter ke libertarian; 32.)
Komunikasi publik sering tercampur dengan sosialisasi, dan 43.) Pemasaran sosial
sering tercampur dengan kehumasan (Public Relation). Pada akhirnya, dibutuhkan
sebuah proses yang cukup panjang agar semua proses “belajar” masyarakat berjalan
lancar.
Konsultasi publik adalah bagian dari public communication. Public relation
merupakan salah satu alat untuk konsultasi publik. Cara melakukannya adalah
dengan menyelenggarakan forum komunikasi untuk mengonsultasikan dengan publik
tentang kepentingan publik antara pihak tertentu dengan aneka stakeholders yang
telah dianalisis sedemikian rupa relevansinya dengan kepentingan publik yang ingin
dibahas. Pentingnya 70% “Konsultasi Publik” dan 30% saja “Sosialisasi”. Yang sering
terjadi di Indonesia adalah tidak dilakukannya konsultasi publik, yang diganti dengan
penonjolan “sosialisasi”. Sosialisasi yang dimaksud adalah dalam konteks “memaksa”
atau “mempersuasi” masyarakat untuk menerima suatu kebijakan pemerintah
Yang sebaiknya dilakukan organisasi adalah mengarahkan hubungan
masyarakat (kehumasan) kepada pemasaran sosial yang sesungguhnya. Langkah
awalnya adalah dengan menciptakan makna bersama-sama dengan publik yang
menjadi sasaran program.
Hal lain yang jadi kendala, menurut Effendi, ada semacam sistem yang belum
tersentuh oleh publik dalam hal pelaksanaan konsultasi publik oleh departemen
maupun badan legislatif (DPR). Dalam pelaksanaan konsultasi publik, DPR dan
departemen sesungguhnya memiliki anggaran dalam jumlah yang cukup besar.
Effendi menyarankan instansi dan legislatif melakukan tender yang transparan agar
publik benar-benar dapat terlibat dan proses konsultasi publik benar-benar berjalan.
Inilah merupakan salah satu syarat dari social marketing efektif, yaitu formasi
kebijakan atau policy formulation.
Social Marketing
©PPF 2006 18
OPINI
“Saya melihat salah satu hambatan teman-teman dari organisasi
nirlaba, adalah arogan bahwa dirinya paling tahu permasalahan.
Padahal untuk bisa mengkomunikasikan gagasan untuk
menyelesaikan masalah publik, mereka harus melakukan konsultasi
publik dan lainnya. Dengan membuka diri pasti lebih banyak yang
bisa didapat organisasi untuk merancang langkah-langkah social
marketing”. - Effendi Ghazali, Ph.D.
“Dalam menentukan segmentasi jangan hanya terpatok kepada
demografi, jadi hanya orang kaya saja yang menjadi penyumbang.
Penguasaan psikografi perilaku sangat penting, karena potensi dana
bisa jadi berasal dari orang-orang yang memiliki latar belakang
pengalaman yang akan tersentuh dengan gagasan organisasi
nirlaba. Untuk “menjual” gagasan, angkatlah isu yang menyangkut
value universal, misalnya kemanusiaan dan lain-lain” – Hermawan
Kertajaya.
Social Marketing
©PPF 2006 19
Referensi
Makalah “Komunikasi Publik dan Pemasaran Sosial”
Effendi Ghazali, PhD.
Makalah “Organisasi Nirlaba dan Social Marketing”
Prof. Dr. Emil Salim
Makalah ”Peran Pemasaran Sosial dalam Perubahan Sosial demi Keberlanjutan
Organisasi”
Dr. Linda D. Ibrahim
Makalah “Values Based Marketing”
Hermawan Kertajaya
”The Seven Doors Social Marketing Approach” (paper)
Les Robinson